Minggu, 18 Mei 2014

Keutamaan Shalat

Keutamaan Shalat



1. Mencegah perbuatan Keji dan Munkar


 
"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al-Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Ankabut: 45)


2. Shalat adalah amal yang paling utama setelah Syahadatain.

Berdasarkan hadits Abdullah bin Mas'ud, ra, dia berkata,
"Aku bertanya kepada Rasulullah saw 'Amal apa yang paling utama?' Beliau menjawab, 'Shalat pada waktunya', 'Kemudian apa lagi?' Beliau menjawab, 'Berbakti kepada kedua orang tua.' 'Kemudian apa lagi?' Beliau menjawab, `Berjihad di jalan Allah." (Muttafaq alaih; riwayat Bukhari, no. 7534, dan Muslim, no. 85)


3. Shalat dapat mencuci (menghapus) dosa.

Berdasarkan hadits Jabir, ra, "Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda,


 
"Perumpamaan shalat lima waktu, seperti sungai yang mengalir deras di depan pintu rumah salah seorang di antara kalian, dia mandi padanya setiap hari sebanyak lima kali." (Riwayat Muslim, 1/463, no. 668)


4. Penghapus Kesalahan.

Berdasarkan hadits Abu Hurairah ra, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda,


 
"Shalat lima waktu, antara satu jum'at dengan jum'at lainnya, antara satu Ramadhan dengan Ramadhan berikutnya, adalah penghapus (dosa) di antaranya jika dosa besar dijauhi." (Riwayat Muslim, 1/2Q9, no. 233)


5. Shalat memberikan cahaya bagi pelakunya, baik di dunia maupun di akhirat.

Berdasarkan hadits Abdullah bin Umar, ra, dari Nabi saw sesungguhnya beliau menjelaskan perkara shalat suatu hari, lalu beliau bersabda,


 
"Siapa yang yang selalu menjaga (selalu melakukan) shalat, maka baginya cahaya, bukti dan keselamatan pada hari kiamat, dan siapa yang tidak menjaganya, maka tidak ada baginya cahaya, bukti dan keselamatan, dan pada hari kiamat dia akan dikumpulkan bersama Qarun, Firaun, Haman dan Ubay bin Khalaf." (Riwayat Imam Ahmad dalam Al-Musnad, 2/169, Darimi, 2/301. Imam Munziir berkata dalam At-Targhib wat-Tarhib, 1/440: "Riwayat Ahmad dengan sanad yang baik.")


Dalam hadits Abu Malik al-Asy'ari, ra, (Rasulullah bersabda),


 
"Shalat adalah cahaya." (Riwayat Muslim, Kitab At-Thaharah, Bab Fadhl Al-Wudhu, 1/203, no. 223)


Sedangkan berdasarkan hadits Buraidah, ra, Beliau bersabda,


"Berikan kabar gembira kepada orang yang selalu berjalan ke Masjid (untuk shalat) di kegelapan, bahwa bagi mereka cahaya yang sempurna pada hari kiamat." (Riwayat Abu Daud, no. 561, Tirmizi, no. 223, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Misyaktul-Mashabih, karena banyak riwayat yang mendukungnya, 1/224)


6. Allah akan mengangkat derajat orang yang melakukan shalat dan menghapus dosa-dosanya.
 
Berdasarkan hadits Tsauban, budak Rasulullah saw, Beliau bersabda kepadanya,


 
"Hendaklah kalian banyak sujud (shalat) kepada Allah, karena sekali saja Engkau sujud, niscaya Allah akan angkat derajatmu dan hapus kesalahanmu." (Riwayat Muslim, no. 488)
 

7. Shalat menjadi sebab utama masuk surga sebagai pendamping Nabi

Berdasarkan hadits Rabi'ah bin Ka'ab al-Aslamy, ra, dia berkata,
"Aku pernah bermalam bersama Rasulullah saw, lalu aku bawakan air wudhu untuknya dan aku layani segala keperluannya. Kemudian Beliau berkata kepadaku, 'Mintalah (apa yang kamu inginkan).' Aku berkata, 'Aku mohon kepadamu agar aku menjadi pendampingmu di surga,' Beliau bersabda, 'Apa tidak minta yang lain?' Aku berkata, 'Ya, (hanya) itu (yang saya minta)' Maka Beliau bersabda,


 
"Tolonglah aku untuk memenuhi permintaanmu dengan kamu banyak bersujud (shalat)." (Riwayat Muslim, no. 489)


8. Berjalan menuju shalat akan dicatat sebagai kebaikan dan diangkat derajatnya serta dihapus dosanya.

Berdasarkan hadits Abu Hurairah, ra, dia berkata, "Rasulullah saw bersabda,


 
"Siapa yang bersuci di rumahnya, kemudian dia berjalan dari rumahnya ke rumah Allah (masjid) untuk menunaikan salah satu kewajiban yang Allah perintahkan (shalat) maka pada setiap kedua langkahnya, salah satunya dapat menghapus dosa sedangkan yang lain mengangkat derajat." (Riwayat Muslim, no. 666)


dalam hadits lainnya diriwayatkan,

"Jika ada di antara kalian yang berwudhu dengan sempurna, kemudian dia keluar ke masjid, niscaya setiap kaki kanannya di angkat, Allah akan mencatat kebaikan baginya, dan sebelum kaki kirinya ditapakkan, niscaya Allah akan menghapus dosanya." (Riwayat Abu Daud, no. 563)


9. Akan disiapkan penyambutan di surga setiap kali seorang muslim berangkat shalat atau pulang darinya.

Berdasarkan hadits Abu Hurairah, ra, dari Nabi saw,


 
"Siapa yang berangkat ke masjid atau pulang darinya, Allah akan siapkan baginya di surga tempat singgah setiap kali dia berangkat atau pulang." (Muttafaq alaih; Shahih Bukhari, no. 662. Muslim, no. 666)


10. Allah akan mengampuni antara satu shalat dengan shalat berikutnya.

Berdasarkan hadits Utsman, ra, dia berkata, "Aku mendengar Rasulullah saw bersabda,


 
"Seorang muslim yang berwudhu dengan sempurna, kemudian dia shalat, niscaya Allah akan mengampuninya sejak shalatnya itu hingga shalat berikutnya." (Riwayat Muslim, no. 227)


11. Menghapus dosa sebelumnya.

Berdasarkan hadits Utsman, ra, dia berkata, "Aku mendengar Rasulullah bersabda,

"Seorang muslim yang shalat fardhu dengan menyempurnakan wudhunya, khusyu' dan ruku'nya, niscaya hal itu akan menjadi penghapus dosa sebelumnya, selagi dia tidak melakukan dosa besar, dan hal itu berlaku sepanjang masa." (Riwayat Muslim, no. 228)


12. Malaikat akan selalu mendoakan orang yang shalat selama dia masih berada di tempat shalatnya, karena selagi dia tidak beranjak dari tempat shalatnya, dia dianggap sedang shalat.

Berdasarkan hadits Abu Hurairah, ra, dia berkata, Rasulullah saw, bersabda,

"Shalat seseorang dengan berjamaah dibanding shalatnya di rumah dan di pasar, nilainya lebih banyak (pahalanya) duapuluh lima derajat, hal itu karena jika seseorang menyempurnakan wudhunya kemudian berjalan menuju masjid hanya untuk tujuan shalat, niscaya setiap langkahnya akan mengangkat derajatnya dan menghapus dosanya hingga dia masuk masjid, jika dia telah masuk masjid, maka (pahalanya) bagaikan dalam keadaan orang shalat, selama shalat yang membuatnya tidak beranjak, sementara para malaikat mendoakannya selama dia ditempat shalatnya dengan mengucapkan, 'Ya Allah sayangilah dia, ampunilah dia, terimalah taubatnya,' selama dia tidak menyakiti (orang lain) di dalamnya dan tidak berhadats." (Muttafaq alaih: Bukhari, no. 2119, dan Muslim, no. 649)


13. Menunggu shalat dianggap sebagai ribath di jalan Allah.

Berdasarkan hadits Abu Hurairah, ra, "Sesungguhnya Rasulullah saw, bersabda,


 
"Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang dapat menghapus dosa dan meninggikan derajat? Mereka menjawab, 'Mau ya Rasulullah.' Beliau bersabda, 'Berwudhu pada saat yang sulit (sangat dingin), memperbanyak langkah ke masjid dan menunggu shalat setelah shalat, itulah ribath, itulah ribath " 1 (Riwayat Muslim, no. 251)


14. Pahala orang yang keluar untuk shalat, bagaikan pahala orang yang menunaikan haji saat dia sedang ihram.
 

 
"Siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan suci untuk melakukan shalat fardhu, maka pahalanya bagaikan pahala orang yang melakukan haji yang sedang ihram, dan siapa yang melakukan shalat Dhuha, maka pahalanya bagai orang yang umroh, shalat yang satu setelah shalat shalat sebelumnya dan di antaranya tidak terdapat kelalaian, maka baginya catatan dalam Al-Illiyyiin." (Riwayat Abu Daud, no. 558, dihasankan oleh Al-Albany dalam Shahih Sunan Abu Daud, 1/111, dan Shahih At-Targhib, 1/127)


15. Orang yang terlambat shalat berjama'ah padahal dia biasa melakukannya, maka baginya pahala orang yang melakukan shalat jama'ah.

Berdasarkan hadits Abu Hurairah, ra, dia berkata, Rasulullah saw bersabda,

"Siapa yang berwudhu dengan sempurna, kemudian dia berangkat (untuk shalat berjama'ah) namun didapatinya orang-orang telah shalat, maka Allah Ta'ala akan memberinya pahala sebagaimana orang yang shalat berjama'ah tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun." (Riwayat Abu Daud, no. 564, dishahihkan oleh Al-Albany dalam Shahih Sunan Abu Daud, 1/113)


16. Jika seseorang bersuci lalu berangkat untuk shalat, maka dia dianggap dalam keadaan shalat hingga kembali, dan dicatat amalnya sejak pergi hingga pulang.

Berdasarkan hadits Abu Hurairah, ra, dia berkata, "Rasulullah saw: bersabda,


 
"Jika seseorang di antara kalian berwudhu di rumahnya, kemudian dia mendatangi masjid, maka dia dianggap sedang shalat hingga dia pulang, maka janganlah dia berbuat seperti ini, lalu Beliau merangkai jari jemarinya." (Riwayat Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya, 1/229, dan Hakim, dia menyatakan shahih dan disetujui oleh Az-Zahabi, 1/206, Dishahihkan oleh Al-Albany dalam Shahih At-Targhib wat-Tarhib, 1/118)


Juga terdapat riwayat dari Abu Hurairah, ra, yang dinyatakan berasal dari Rasulullah saw,

"Sejak salah seorang dari kalian keluar dari rumahnya menuju masjid, maka langkah satunya dicatat dengan kebaikan sedang langkah berikutnya dicatat sebagai penghapus dosa, hingga dia kembali." 2
 

Catatan :
1. Ribath asal maknanya adalah menahan pada sesuatu, maka seakan-akan orang yang melakukan hal tersebut menahan dirinya demi melakukan ketaatan (Syarh Shahih Muslim, hadits no. 251).
2. Ibnu Hibban dalam shahihnya, no. 1620, Nasa'i, 2/42, Hakim, dia menyatakan shahih dan disetujui oleh Az-Zahabi, 1/217, Al-Albany menyatakan shahih dalam Shahih At-Targhib, 1/121, dia berkata, "Kedudukan hadits ini sebagaimana dikatakan mereka berdua (Hakim dan AZ-Zahaby). Lihat hadits-hadits shahih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Facebook Comments