Minggu, 16 Februari 2014

Seni rupa dalam kehidupan beragama

 

Seni rupa dalam kehidupan beragama

 

Hubungan seni dan agama memiliki sejarah yang paling tua, mulai dari kepercayaan manusia yang paling sederhana yaitu magi, berkembang menjadi animisme, hingga menjadi agama seni terus mengiringinya. Di dalam theory magi and religi diuraikan bahwa timbulnya seni karena adanya dorongan-dorongan gaib. Salmon Reinoch mengatakan, bahwa kehadiran seni digunakan untuk mendapatkan tenaga-tenaga gaib bagi kepentingan berburu. Lukisan pada zaman prasejarah yang ada di gua-gua mengilustrasikan, bahwa sebelum berburu binatang orang pada zaman itu melakukan upacara menusuknusukkan tombaknya pada lukisan binatang di dinding gua itu. Maksudnya untuk mendapatkan tenaga gaib agar ia berhasil menangkap binatang buruannya. Dalam perkembangan berikutnya, yaitu sistem kepercayaan yang disebut animisme, bahwa benda-benda memiliki roh, seni berkembang pula menjadi lukisan dan patung tentang roh-roh manusia, hewan, dan roh alam. Selanjutnya ketika evolusi kepercayaan manusia tentang spiritualitas berkembang menjadi agama wujud seni semakin dibutuhkan sebagai representasi kepercayaan atau keagamaan manusia dalam bentuk patung-patung atau lukisan-lukisan dua dimensional. Pada masa Mesir Kuno misalnya, merupakan gambaran pemujaan terhadap para dewa. Begitu pula dalam peradaban India dan China kuno, perwujudan seni sangat erat kaitannya dengan pemujaan terhadap para dewa.

 

Gambar 20. Yantra Bindu (sumber: Goegle.com : Indian Culture)

 

Di India meditasi merupakan kegiatan spiritual dalam mengontrol pikiran untuk dipusatkan kepada manifestasi kekuasaan Tuhan. Sarana untuk pemusatan pikiran disebut dengan yantra (gb. 20) dapat berupa gambar abstrak geometris dapat pula dalam bentuk yang realistik berupa patung dewa. Namun dalam peradaban modern pun seringkali seni berkaitan erat dengan keagamaan. Perhatikanlah kegiatan setiap agama, tentu ada unsur seni yang digunakan agar kegiatan keagamaan yang dilakukan terasa tidak 'gersang'.

 

Hubungan seni dan agama tidak hanya terdapat dalam seni rupa, tetapi hampir dalam seluruh cabang seni selalu berkaitan dengan agama. Dalam menyuratkan ayat-ayat suci Al-Quran melahirkan seni kaligrafi, karena dalam ajaran Islam tidak diperbolehkan menggambarkan mahluk hidup, maka perkembangannya dalam seni rupa Islam adalah dalam bentuk ragam hias atau ornamen untuk menghias mesjid.

 

Gambar 21. Sesaji dalam ritual agama Hindu (Foto: A.Agung Suryahadi, 2006).

 

Gambar 22. Patung Budha dalam sikap Dyana Mudra (sumber: Indonesian Heritage).

 

Dalam agama Hindu Dharma seni dan agama seakan tidak dapat dipisahkan karena saling memberi. Seni mendapat inspirasi tematik dari agama, sedang agama menggunakan seni untuk meng-artikulasikan paham atau ajaran-ajarannya sehingga mudah dipahami oleh masyakat luas dan menyenangkan. Selain itu kegiatan seni merupakan perwujudan bhakti pemeluk Hindu kepada Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Misalnya, seni sesaji (gb. 21 ) selain berfung sebagai yantra juga sebagai perwujudan bhakti umat Hindu untuk mempersembahkan kembali apa yang telah dianugrahkan oleh Tuhan kepada umat manusia sehingga sesaji mengandung segala jenis hasil bumi yang disusun secara indah. Maka seni dalam hal ini juga mengandung etika. Dengan demikian setiap kegiatan ritual dalam agama Hindu tidak dapat lepas dari kegiatan berkesenian, hampir seluruh seni terlibat dalam ritual yang berskala besar. Hal ini menyebabkan artefak seni dalam Agama Hindu sangat banyak. Di dalam Agama Budha, Konghucu dan Nasrani penggunaan seni dalam kegiatan keagamaan juga sangat banyak.

 

Di Candi Borobudur misalnya, ada ribuan relief dan patung yang menggambarkan kehidupan Sidharta Gautama dan Budha sedang melakukan meditasi (gb. 22). Dari segi anatomi plastis, patung tersebut mengalami penyederhanaan, yang tujuannya mungkin untuk lebih menggambarkan suasana yang kontemplatif waktu meditasi dibandingkan keceriaan duniawi.

 

Gambar 23. Nabi Adam ketika diturunkan ke bumi, Michel Angelo. (sumber: Gombrich)

 

Gambar 24. Wayang kulit Jawa: Hanuman dan Dewi Shinta (Sumber: Ann Richter )

 

Dalam gereja banyak dijumpai lukisan relief dan patung yang menggambarkan kehidupan para nabi termasuk kehidupan Yesus Kristus. Hal ini nampak sekali dalam geraja-gereja zaman Renaissance di Eropa. Misalnya pada langit-langit Gereja St. Chapel digambarkan oleh Michel Angelo ketika Nabi Adam (gb. 23) diperintahkan Tuhan turun ke bumi karena tidak mau mengikutikan larangan-Nya. Dalam gambar tersebut nampak ekspresi memelas nabi Adam dan ketegangan pertemuan antara telunjuk Nabi Adam dengan telunjuk petugas Ilahi yang menurunkannya ke bumi. Tema keagamaan sangat kuat mengilhami penciptaan karya-karya seni yang abadi, tak terkecuali di Indonesia seperti halnya wayang yang sarat dengan falsafah kehidupan, sekarang dijadikan sebagai peninggalan warisan kebudayaan manusia yang bernilai tinggi. Kisah Ramayana (gb. 24) diungkapkan dalam bentuk wayang menggambarkan kesetiaan seorang wanita bernama Dewi Shinta kepada suaminya Ramawijaya.

 

Dalam epos Mahabarata dimensinya sangat luas karena dapat dipandang dari berbagai sudut padang falsafah kehidupan. Misalnya, sifat taat kepada perintah guru dalam lakon Dewa Ruci (gb. 25), yaitu ketika Bima diminta mencari air amerta oleh gurunya yang mustahil untuk diperoleh, tetapi Bima dengan tekad yang sangat kuat ia harus mendapatkannya. Bima sangat percaya kepada gurunya walaupun mempertaruhkan jiwa dan raganya. Akhirnya ia berhasil mendapatkan apa yang dinginkannya. Lakon ini juga memiliki dimensi tentang simbolisasi pencarian jati diri seseorang dalam mendaki kehidupan spiritual yang penuh dengan rintangan dan berbahaya. Perhatikan perjalanan Bima ke hutan, ke gunung dan terakhir ke laut. Semua perjalanan tersebut menggambarkan pencarian melalui perbuatan tulus dan menyelam ke dalam lautan pikiran yang penuh dengan gejolak. Namun karena keteguhan hati dan dalam bimbingan hati nurani yang tulus dan suci, semuanya dapat diatasi dan sang diri bertemu dengan diri sejati yang dilambangkan dengan Dewa Ruci yang kecil dengan bentuk fisik sama dengan Bima berada dalam hati sanubarinya, namun Bima yang besar dapat masuk ke dalam tubuhnya dan di sana Bima dapat menyaksikan kejadian di alam semesta.

 

Gambar 25. Bima berhasil mengalahkan raksasa penghalangnya dalam mendapatkan air kehidupan (Sumber: Ann richter )

 

 

Caleg Pilihan Radar Banten

Caleg Waringinkurung Serang

Caleg Kramatwatu Serang

Caleg Bojonegara Serang

Caleg Pulo Ampel Serang

Caleg Gunungsari Serang

DPRD Kabupaten Serang

DPRD Serang

DPRD Serang Banten

Jual murah Domain

Domain Cantik dan mudah diingat

Selasa, 04 Februari 2014

Keutamaan Azan

 

Keutamaan Azan


Allah Ta'ala berfirman,

 


: "Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata, "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (QS. Fushshilat: 33)


Terdapat riwayat shahih tentang keutamaan azan dan orang yang melakukannya (mu'azin), di antaranya:


1. Para mu'azin adalah orang paling panjang lehernya di hari kiamat.


Mu'awiyah bin Abi Sufyan, ra, dia berkata, "Aku mendengar Rasulullah saw bersabda,

 

"Mu'azin adalah orang yang paling panjang lehernya pada hari kiamat." (Riwayat Muslim, no. 387)

 


2. Azan dapat mengusir setan.


Berdasarkan hadits Abu Hurairah, ra, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda,

 


"Jika azan dikumandangkan, setan membelakangi dan buang angin agar azannya tidak didengar, jika azan telah selesai, setan datang lagi hingga iqamah dikumandangkan setan membelakangi lagi, setelah iqamah selesai setan datang lagi untuk menimbulkan keraguan pada seseorang, dia katakan kepadanya: ingatlah ini, ingatlah itu, sesuatu yang tidak dia ingat sebelumnya, sehingga orang tersebut tidak ingat telah berapa (rakaat) shalatnya." (Muttafaq alaih; riwayat Bukhari, no. 608, Muslim, no. 389)

 


3. Seandainya manusia menyadari keutamaan yang terdapat dalam azan, niscaya mereka akan melakukan undian (untuk dapat melakukannya).


Berdasarkan hadits Abu Hurairah, ra, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda:

 

 

"Seandainya manusia mengetahui apa (keutamaan) yang terdapat pada azan dan baris pertama (dalam shalat), lalu mereka tidak mendapatkannya kecuali diundi dahulu, niscaya mereka akan melakukan undian (untuk itu), dan jika mereka mengetahui (keutamaan) segera berangkat untuk shalat (berjamaah) niscaya mereka akan berlomba-lomba untuknya, dan seandainya mereka mengetahui keutamaan shalat Isya dan Shubuh, niscaya mereka akan mendatanginya walau dengan merangkak." (Muttafaq alaih; Bukhari, no. 437)

 


4. Siapa saja yang mendengarkan suara mu'azin akan menjadi saksi yang membelanya.


Abu Sa'id al-Khudry, ra, berkata kepada Abdullah bin Abdurrahman bin Abi Sha'sha'ah Al-Anshary, "Aku perhatikan engkau suka menggembala kambing dan berada di pedesaan, jika engkau sedang menggembala kambing dan di tempat yang sunyi, kemudian engkau azan untuk shalat dengan mengeraskan suaramu, maka siapa saja yang mendengar suaramu, jin atau manusia, atau apa saja, mereka akan bersaksi membelamu di hari kiamat." Abu Sa'id berkata: "Aku dengar hal itu dari Rasulullah saw" (Riwayat Bukhari, no. 609)

 


5. Mu'azin akan diampuni dosanya sepanjang suaranya, dan baginya pahala orang yang shalat bersamanya.


Berdasarkan hadits Al-Barra' bin `Azib, ra, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda,

 

 

"Sesungguhnya Allah dan malaikatNya mendoakan orang yang berada di barisan terdepan (dalam shalat), sedangkan bagi mu 'azin akan mendapatkan ampunan sepanjang suaranya, dan akan membenarkannya siapa saja yang mendengarkannya, makhluk hidup atau benda mati, dan baginya pahala orang yang shalat bersamanya" (Riwayat Nasa'i, no. 646, Ahmad, 4/284, Al-Munziri berkata dalam At-Targhib wat¬Tarhib, 1/243: "Diriwayatkan Ahmad clan Nasa'i dengan sanad hasan jayyid, dishahihkan oleh Al-Albany dalam Shahih At-Targhib wat-Tarhib, 1/99)

 


6. Nabi saw mendoakan mu'azin agar mendapatkan ampunan.


Berdasarkan hadits Abu Hurairah, ra, dia berkata, Rasulullah saw bersabda,

 


"Imam adalah penjaga (Maksudnya adalah bahwa dialah yang menjaga shalat sehingga dapat dilakukan di tengah masyarakat. An-Nihayah, Ibnul-Atsir, Bab Ash-Shaad ma'al-Miim, 3/103), sedangkan mu'azin adalah pemegang amanah, Ya Allah, berilah petunjuk bagi para imam dan ampunilah mereka yang azan." (Riwayat Abu Daud, no. 517, Tirmizi, no. 207, Ibnu Khuzaimah, no. 528. Dishahihkan oleh Al-Albany dalam Shahih At-Targhib wat-Tarhib, 1/100. Hadits ini dikuatkan oleh hadits Aisyah ra, riwayat Ibnu Hibban, dengan sanad yang shahih, no, 1669)

 


7. Dengan sebab azan dosanya akan diampuni clan dia akan dimasukkan ke dalam surga.


Berdasarkan hadits `Uqbah bin `Amir, ra, dia berkata, "Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, "Tuhan kalian kagum dengan seorang penggembala yang berada di sebuah bongkahan batu pada sebuah gunung, dia mengumandangkan azan kemudian shalat, maka Allah Azza wa Jalla berfirman, 'Lihatlah hamba-Ku, dia azan dan shalat karena takut kepada-Ku, maka Aku ampuni harnba-Ku dan Aku masukkan ke dalam surga." (Riwayat Abu Daud, no. 1203, An-Nasa'i no. 666, Dishahihkan oleh Al-Albany dalam Shahih At-Targhib wat-Tarhib, 1/102, Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 41)

 

 

Sholatlah sebelum disholatkan

Caleg Pilihan Radar Banten

Caleg Waringinkurung Serang

Caleg Kramatwatu Serang

Caleg Bojonegara Serang

Caleg Pulo Ampel Serang

Caleg Gunungsari Serang

DPRD Kabupaten Serang

DPRD Serang

DPRD Serang Banten

Jual murah Domain

Facebook Comments