Minggu, 30 Maret 2014

Shalat Jenazah

Shalat Jenazah



Diriwayatkan daripada Thauban r.a, bekas hamba Rasulullah s.a.w katanya: Rasulullah s.a.w telah bersabda: Sesiapa yang melakukan sembahyang jenazah, maka dia mendapatkan satu qirat (qirat adalah kinayah bagi ganjaran pahala yang sangat banyak). Jika dia menghadiri pengebumiannya maka dia mendapat dua qirat. Satu qirat adalah sama dengan bukit Uhud  (Bukhari-Muslim / 522)

Sabda Rasullah saw : “..Shalatkanlah olehmu akan orang-orang yang mati “ ( Riwayat Ibnu Majah )

Syarat menyalatkan jenazah:
1. Syarat-syarat shalat yang juga menjadi shalat jenazah, seperti meutup aurat, suci badan dan pikiran, dan menghadap ke kiblat.
2. Sesudah mayat dimandikan dan dikafani.
3. Letak jenazah mayat itu di sebelah kiblat orang yang menyalatkan (disunahkan bagi imam dan orang yang shalat sendiri, berdiri di arah kepala mayat jika mayat itu laki-laki atau di arah tengah (pinggang) jika mayat itu mayat perempuan), kecuali kalau shalat itu di atas kubur atau shalat ghaib.

Diriwayatkan daripada Samurah bin Jundub r.a katanya: Aku sembahyang di belakang (berimamkan) Nabi s.a.w dan baginda mendirikan sembahyang ke atas jenazah Ummu Ka'ab r.a yang meninggal dunia dalam keadaan nifas. Rasulullah s.a.w mendirikan sembahyang ke atas jenazahnya secara berdiri di tengah-tengahnya (Bukhari-Muslim / 522)

 
Cara shalat jenazah:

1. Niat, sebagaimana shalat yang lain.

Rasulullah SAW pun telah bersabda dalam haditsnya yang masyhur : Dari Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,“Sesungguhnya setiap amal itu tergantung niatnya. Setiap orang mendapatkan sesuai niatnya.”(HR. Muttafaq Alaihi)

2. Berdiri Bila Mampu
 
Shalat Ghoib / jenazah tidak sah bila dilakukan sambil duduk atau di atas kendaraan (hewan tunggangan) selama seseorang mampu untuk berdiri dan tidak ada uzurnya.

3. Takbir empat kali dengan takbiratul-ihram

Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Bahawa Rasulullah s.a.w mengumumkan kepada orang-ramai mengenai kemangkatan Raja Najasyi, kemudian baginda keluar menuju ke tempat sembahyang bersama kaum muslimin dan mendirikan sembahyang jenazah dengan bertakbir sebanyak empat kali   (Bukhari-Muslim / 525)

Diriwayatkan daripada Jabir bin Abdullah r.a katanya: Bahawa Rasulullah s.a.w mendirikan sembahyang ke atas jenazah Ashamah An-Najasyi, Baginda bertakbir sebanyak empat kali (Bukhari-Muslim / 526)

Diriwayatkan daripada Abdullah bin Abbas r.a katanya: Rasulullah s.a.w mendirikan sembahyang jenazah di atas kubur, selepas jenazah itu dikebumikan. Baginda mengangkat takbir sebanyak empat kali  (Bukhari-Muslim / 527)

4. Membaca Al-Fatihah sesudah takbiratul-ihram.
5. Membaca shalawat atas Nabi saw, sesudah takbir kedua
6. Mendo’akan jenazah sesudah takbir ketiga.

Allaahummaghfir lahu(ha) warhamhu(ha) wa’aafihii(haa) wa’fu ‘anhu(ha) wa akrim nuzulahu(ha) wawassi’ madkhalahu(ha) waghsilhu bimaain, wa tsaljin, wa baradin, wa naqqihi minal khataayaa kamaa yunaqqat saubul abyadhu(ha) minad danasi wa adilhu(ha) daaran khairan min daarihii wa ahlan khairan min ahlihii waqihii fitnatal qabri wa ‘adzaabannaari.
( Dari ‘Auf bin Malik, katanya: “ Nabi saw. telah menyalatkan jenazah, saya dengar beliau membaca: Ya Allah, ampunilah ia, dan kasihanilah ia, sejahterakanlah ia,dan maafkanlah kesalahannya, hormatilah kedatangannya, dan luaskan tempat diamnya, bersihkanlah ia dengan air, es, dan embun, bersihkanlah ia dari dosa sebagaimana kain putih dibersihkan dari kotoran, gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik dari rumahnya yang dulu, dan gantilah ahli keluarganya yang lebih daripada ahli keluarganya yang dahulu, dan peliharalah ia dari huru-hara kubur dan siksaan api neraka” ( Riwayat Muslim) )

Do’a sesudah takbir keempat:

Allaahumma laa tahrimnaa ajrahu(ha) walaa taftinaa ba’dahu(ha) waghfir lanaa walahu(ha).

7. Berdiri jika kuasa.
8. Memberi salam.

Beberapa sunah shalat jenazah:
1. Mengangkat tangan pada saat mengucapkan takbir-takbir tersebut ( takbir empat kali )
2. Israr ( merendahkan suara bacaan )
3. Membaca ta’awudz.
 

1. Niat
Shalat Ghoib / Sholat jenazah sebagaimana shalat dan ibadah lainnya tidak dianggap sah kalau tidak diniatkan. Dan niatnya adalah untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT.
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam agama yang lurus , dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.(QS. Al-Bayyinah : 5).
.
Niat itu adanya di dalam hati dan intinya adalah tekad serta menyengaja di dalam hati bahwa kita akan melakukan shalat tertentu saat ini.

3. Takbir 4 kali
Aturan ini didapat dari hadits Jabir yang menceritakan bagaimana bentuk shalat Nabi ketika menyolatkan jenazah.
Dari Jabi ra bahwa Rasulullah SAW menyolatkan jenazah Raja Najasyi (shalat ghaib) dan beliau takbir 4 kali. (HR. Bukhari : 1245, Muslim 952 dan Ahmad 3:355)
Najasyi dikabarkan masuk Islam setelah sebelumnya seorang pemeluk nasrani yang taat. Namun begitu mendengar berita kerasulan Muhammad SAW, beliau akhirnya menyatakan diri masuk Islam.
4. Membaca Surat Al-Fatihah
5. Membaca Shalawat kepada Rasulullah SAW
6. Doa Untuk Jenazah
Dalilnya adalah sabda Rasulullah SAW :Bila kalian menyalati jenazah, maka murnikanlah doa untuknya. (HR. Abu Daud : 3199 dan Ibnu Majah : 1947).
Diantara lafaznya yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW antara lain :
Allahummaghfir lahu warhamhu, wa’aafihi wa’fu ‘anhu, wa akrim nuzulahu, wa wassi’ madkhalahu, waghsilhu bil-ma’i watstsalji wal-baradi.
Yang Pendek :
Allahummaghfir lahu warhamhu, wa’aafihi wa’fu ‘anhu.
7. Doa Setelah Takbir Keempat
Allahumma Laa Tahrimna Ajrahu wa laa taftinnaa ba’dahu waghfirlana wa lahu

8. Salam


Jadi secara urutannya adalah sebagai berikut :
1. Takbiratul Ihram seperti biasa
**Membaca Al-Fatihah
2. Takbir ke - 2
** Membaca Shalawat kepada Nabi SAW : Allahumma Shalli ‘Alaa Muhamad……………
3. Takbir Ke - 3
** Membaca Doa : Allahummaghfir lahu war-hamhu . . .
4. Takbir Ke -4
** Membaca Doa : Allahumma Laa Tahrimnaa Ajrahu
Mengucap Salam

Note : Apabila jenazah yang dishalati itu perempuan, maka bacaan Lahuu diganti dengan Lahaa. Jika mayatnya banyak maka bacaan Lahuu diganti dengan Lahum.

Sabtu, 29 Maret 2014

DOA setelah shalat faRdhu

DOA setelah shalat faRdhu


"Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman" (Q.S. Al Ahzab, 33 : 42-43) 

1.  Apabila Rasulullah SAW berpaling dari shalatnya, maka beliau :
a.  Membaca Istighfar 3 X
b.  Membaca dzikir berikut :

اللهم أنت السـلام ومنك السلام تباركت يا ذاالجلال ولإكرام
(alloohumma antassalaam waminkassalaam tabaarokta yaa dzaljalaali wal ikroom)
“Ya Allah, Engkaulah Salam, dan daripada-Mu kesejahteraan, serta Maha Besar kebaikan-Mu, ya Allah yang mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan.” (H.R. Jamaah selain Bukhary)

2.  Rasulullah s.a.w bersabda: Kamu bertasbih (subhaanallooh) سُبْحَانَ اللَّهُ  bertakbir (alloohu akbar اللَّهُ أَكْبَرُ dan bertahmid (alhamdulillaah)  الحَمْدُ لِلَّهِ setiap kali setelah selesai dari sembahyang sebanyak tiga puluh tiga kali (H.R. Bukhari-Muslim) 

3.  “Barangsiapa setiap selesai shalat membaca Tasbih 33 kali, membaca tahmid 33 kali, takbir 33 kali hingga jumlahnya 99, lalu mencukupkan dengan bacaan:

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
{laa ilaaha illalloohu wahdahuu laa syariikalah lahul mulku walahulhamdu wahuwa 'alaa kulli syaiin qodiir)
Maka diampunilah dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan sekalipun (H.R. Ahmad, Bukhari, Muslim dan Abu Daud) 
 
4.  Berdoa Setelah Dzikir
Ada banyak sekali doa-doa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.  Dan semua doa itu sangat baik untuk dibaca setiap selesai shalat. Namun di sini hanya akan dituliskan beberapa doa saja.
 
اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
(alloohumma laa mani'a limaa a'thoit walaa mu'tiya limaa mana'ta walaa yanfa'u dzaljaddi minkaljad)
“Ya Allah! Tidak ada siapa yang boleh menghalangi apa yang Engkau berikan, tidak ada siapa yang dapat memberi apa yang Engkau tegah dan tiada siapa yang berkuasa memberikan manfaat selain daripadaMu” (H.R. Bukhari-Muslim)
 
اللهم أعني على ذكرك وشكرك و حـسن عبادتك
“Ya Allah, bantulah saya untuk senantiasa berdzikir kepada-Mu, senantiasa mensyukuri ni’mat-Mu dan senantiasa membaguskan ibadah kepada-Mu.” (H.R. Ahmad, Abu Daud dan Nasai)
اللهم أجرني من النار (7×)
(alloohumma ajrinii minannaar)
“Ya Allah, lindungilah aku daripada api neraka) dibaca 7 kali tiap ba’da shalat (Maghrib dan Shubu) (H.R. Muslim) 

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ  وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ  أرد إلى أرذل العمر
 وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدنباَ وَأَعُوذُ بِك مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِِ
 
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari sifat penakut dan aku berlindung kepada-Mu dari  mencapai umur yang suburuk-buruknya (kepikunan) dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia dan aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur.” (H.R. Bukhari dan Tirmidzy)

 اللهم إني أسألك علما نافعا ورزقا واسعا وعملا متقبلا
“Ya Allah, aku mohon kepada-Mu agar diberi ilmu yang manfaat, rezeki yang luas, dan amalan yang diterima.” (H.R. Ahmad, Ibnu Syaibah, dan Ibnu Majah)


Sumber:
http://kangfuad.files.wordpress.com/2010/09/setelah-shalat-fardhu-doa1.doc


istilah terkait doa selepas solat : bacaan selepas solat, bacaan solat, cara solat, doa dalam rumi, doa harian, doa qunut, doa ringkas, doa selepas sembahyang, solat dhuha, solat sunat, wirid selepas solat, wirid, zikir selepas solat, bacaan setelah sholat, bacaan sholat, doa dhuha, doa dzikir, doa setelah dhuha, doa setelah tahajud, doa sholat dhuha, doa sholat fardhu, doa sholat tahajud, doa tahajud, sholat dhuha, cara sembahyang, doa selepas solat, wirid selepas sembahyang

Rabu, 26 Maret 2014

Ancaman Terhadap Perbuatan Mendustakan Rasulullah SAW

Ancaman Terhadap Perbuatan Mendustakan Rasulullah SAW




1 Diriwayatkan daripada Ali r.a katanya:
Rasulullah s.a.w bersabda: Janganlah kamu cuba mendustakan aku kerana sesungguhnya orang yang mendustakan aku akan dimasukkan ke dalam api Neraka

2 Diriwayatkan daripada Anas bin Malik r.a katanya:
Sesungguhnya aku dilarang meriwayatkan Hadis kepadamu terlalu banyak kerana Rasulullah s.a.w bersabda: Sesiapa yang sengaja mendustakan aku, maka bersedialah untuk menerima azab api Neraka

3 Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya:
Rasulullah s.a.w bersabda: Sesiapa yang sengaja mendustakan aku, maka bersedialah untuk menerima azab api Neraka

4 Diriwayatkan daripada al-Mughirah r.a katanya:
Aku mendengar Rasulullah s.a.w pernah bersabda: Sesungguhnya pendustaan terhadapku adalah tidak sama dengan pendustaan yang dilakukan terhadap seseorang kerana orang yang sengaja mendustakanku akan disediakan baginya azab dari api Neraka

5 Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya:
Pada suatu hari, ketika Rasulullah s.a.w berada bersama kaum muslimin, datang seorang lelaki kemudian bertanya kepada baginda: Wahai Rasulullah! Apakah yang dimaksudkan dengan Iman? Lalu baginda bersabda: Kamu hendaklah percaya iaitu beriman kepada Allah, para Malaikat, semua Kitab yang diturunkan, hari pertemuan denganNya, para Rasul dan percaya kepada Hari Kebangkitan. Lelaki itu bertanya lagi: Wahai Rasulullah! Apakah pula yang dimaksudkan dengan Islam? Baginda bersabda: Islam ialah mengabdikan diri kepada Allah dan tidak menyekutukanNya dengan perkara lain, mendirikan sembahyang yang telah difardukan, mengeluarkan Zakat yang diwajibkan dan berpuasa pada bulan Ramadan. Kemudian lelaki tersebut bertanya lagi: Wahai Rasulullah! Apakah makna Ihsan? Rasulullah s.a.w bersabda: Engkau hendaklah beribadat kepada Allah seolah-olah engkau melihatNya, sekiranya engkau tidak melihatNya, maka ketahuilah bahawa Dia sentiasa memerhatikanmu. Lelaki tersebut bertanya lagi: Wahai Rasulullah! Bilakah Hari Kiamat akan berlaku? Rasulullah s.a.w bersabda: Sememangnya orang yang bertanyakannya lebih mengetahui dariku. Walau bagaimanapun aku akan ceritakan kepadamu mengenai tanda-tandanya. Apabila seseorang hamba melahirkan majikannya maka itu adalah sebahagian dari tandanya. Seterusnya apabila seorang miskin menjadi pemimpin masyarakat, itu juga sebahagian dari tandanya. Selain dari itu apabila masyarakat yang pada asalnya pengembala kambing mampu bersaing dalam menghiasi bangunan-bangunan mereka, maka itu juga dikira tanda akan berlakunya Kiamat. Hanya lima perkara itulah sahaja sebahagian dari tanda-tanda yang diketahui dan selain dari itu Allah sahaja Yang Maha Mengetahuinya. Kemudian Rasulullah s.a.w membaca Surah Luqman ayat 34 Yang bermaksud: Sesungguhnya Allah lebih mengetahui bilakah akan berlaku Hari Kiamat, di samping itu Dialah juga yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada di dalam rahim ibu yang mengandung. Tiada seorang pun yang mengetahui apakah yang akan diusahakannya pada keesokan hari iaitu samada baik atau jahat dan tiada seorang pun yang mengetahui di manakah dia akan menemui ajalnya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Amat Meliputi pengetahuanNya. Kemudian lelaki tersebut beredar dari situ. Rasulullah s.a.w terus bersabda kepada sahabatnya: Sila panggil orang itu kembali. Lalu para sahabat berkejar ke arah lelaki tersebut untuk memanggilnya kembali tetapi mereka dapati lelaki tersebut telah hilang. Lantas Rasulullah s.a.w bersabda: Lelaki tadi ialah Jibril a.s. Kedatangannya adalah untuk mengajar manusia tentang agama mereka

Rabu, 19 Maret 2014

Haram Membunuh Orang Kafir Yang Telah Mengucapkan Kalimat Syahadat

Sesiapa Yang Mati Dalam Keadaan Mensryirikan Allah, Akan Masuk Syurga Dan Sesiapa Yang Mati Dalam Keadaan Menyirikn Allah Akan Masuk Neraka.


57   Diriwayatkan daripada Abdullah bin Mas'ud r.a katanya:

Rasulullah s.a.w bersabda: Sesiapa yang mati dalam keadaan menyekutukan Allah dengan sesuatu nescaya akan memasuki Neraka. Maka aku berkata iaitu perawi Hadis: Aku dan orang-orang yang tidak mensyirikkan Allah dengan sesuatu, akan memasuki Syurga

58   Diriwayatkan daripada Abu Zar r.a katanya:

Nabi s.a.w bersabda: Jibril a.s telah mendatangi aku lalu memberitahu berita gembira, iaitu sesiapa yang mati di kalangan umatku dalam keadaan tidak mensyirikkan Allah dengan sesuatu, nescaya dia akan dimasukkan ke dalam Syurga. Aku bertanya: Walaupun dia berzina dan mencuri? Rasulullah bersabda: Walaupun dia berzina dan mencuri


Haram Membunuh Orang Kafir Yang Telah Mengucapkan Kalimat Syahadat

59   Diriwayatkan daripada Miqdad bin al-Aswad r.a katanya:

Beliau telah bertanya Rasulullah s.a.w: Wahai Rasulullah, apakah pendapatmu sekiranya aku berjumpa dengan seorang lelaki dari golongan orang-orang kafir, lalu menyerangku dan memotong salah satu dari tanganku dengan pedangnya. Kemudian dia lari dariku dan berlindung di sebalik sepohon kayu, lalu berkata, aku menyerah diri kerana Allah. Adakah aku boleh membunuhnya selepas dia mengucapkan ungkapan itu? Rasulullah bersabda: Janganlah engkau membunuhnya. Miqdad tidak berpuas hati lalu membantah: Wahai Rasulullah! Lelaki itu telah memotong tanganku kemudian telah mengungkapkan ungkapan tersebut selepas memotongnya, adakah aku boleh membunuhnya? Rasulullah s.a.w bersabda: Janganlah kamu membunuhnya, sekiranya kamu membunuh lelaki itu, sesungguhnya dia seperti kamu sebelum kamu membunuhnya dan sesungguhnya kamu sepertinya sebelum dia mengucapkan perkataan tersebut

60   Diriwayatkan daripada Usamah bin Zaid r.a katanya:

Rasulullah s.a.w telah mengutuskan kami dalam suatu pasukan. Kami sampai di al-Huruqat, suatu tempat di daerah Juhainah pada waktu pagi. Aku berjumpa seorang lelaki, lelaki tersebut menyebut "Laa Ilaaha Illallaah" lalu aku menikamnya. Aku menceritakan peristiwa itu kepada Rasulullah. Rasulullah bertanya dengan sabdanya: Adakah kamu membunuhnya sedangkan dia telah mengucapkan kalimah syahadat "Laa Ilaaha Illallaah". Aku menjawab: Wahai Rasulullah! Sesungguhnya lelaki itu mengucap demikian kerana takutkan hayunan pedang. Rasulullah bertanya lagi: Sudahkah engkau membelah dadanya sehingga kamu tahu dia benar-benar mengucapkan Kalimah Syahadat atau tidak? Rasulullah mengulangi soalan itu kepadaku menyebabkan aku bercita-cita untuk menyerah diri pada ketika itu juga. Usamah menceritakan lagi, Saad telah berkata: Demi Allah, aku tidak akan membunuh seorang muslim sehinggalah ianya telah dilakukan oleh orang yang mempunyai perut yang kecil, iaitu Usamah. Usamah berkata lagi, seorang lelaki telah bertanya: Tidakkah Allah telah berfirman

(Surat Al Anfal 39)

Yang bermaksud: Dan Perangilah mereka sehingga tiada lagi fitnah serta jadikanlah agama itu semata-mata kerana Allah. Maka Saad menjawab: Sesungguhnya kami memerangi mereka supaya tidak berlaku fitnah, tetapi kamu dan para Sahabat kamu memerangi mereka, untuk menimbulkan fitnah


Dosa-dosa Besar dan Yang Paling Besar

Menyirikan Allah Merupakan Seburuk-buruk Dosa Dan Keterangan Tentang Dosa-dosa Yang Lalu Selepasnya



52 Diriwayatkan daripada Abdullah bin Masud r.a katanya:

Aku bertanya Rasulullah s.a.w: Apakah dosa yang paling besar di sisi Allah? Rasulullah s.a.w bersabda: Engkau menjadikan iaitu menganggap ada yang sebanding dengan Allah sedangkan Dialah yang menciptakanmu. Aku berkata: Sesungguhnya dosa demikian memang besar. Kemudian apa lagi? Baginda bersabda: Kemudian engkau membunuh anakmu kerana bimbang dia makan bersamamu iaitu makananmu. Aku bertanya lagi: Kemudian apa lagi? Rasulullah s.a.w bersabda: Jika engkau berzina dengan isteri jiranmu


Dosa-dosa Besar dan Yang Paling Besar

53   Diriwayatkan oleh Abu Bakrah r.a katanya:

Ketika kami bersama Rasulullah s.a.w, baginda telah bersabda: Mahukah aku ceritakan kepada kamu sebesar-besar dosa besar? Ianya tiga perkara, iaitu mensyirikkan Allah, mengherdik kedua ibu bapa dan bersaksi palsu atau kata-kata palsu. Semasa Rasulullah bersabda, baginda sedang bersandar lalu duduk. Baginda terus mengulangi sabdanya sehingga kami berkata: Semoga baginda berhenti dari menyebut Hadis tersebut

54   Diriwayatkan daripada Anas bin Malik r.a katanya:

Nabi s.a.w pernah menceritakan tentang dosa-dosa besar. Baginda bersabda: Menyekutukan Allah, mengherdik kedua-dua ibubapa, membunuh dan berkata dengan kata-kata palsu

55   Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya:

Rasulullah telah bersabda: Jauhilah tujuh perkara yang boleh membinasakan kamu iaitu menyebabkan kamu masuk Neraka atau dilaknati oleh Allah. Para Sahabat bertanya: Wahai Rasulullah! Apakah tujuh perkara itu? Rasulullah bersabda: Mensyirikkan Allah iaitu menyekutukanNya, melakukan perbuatan sihir, membunuh manusia yang diharamkan oleh Allah melainkan dengan hak, memakan harta anak yatim, memakan harta riba, lari dari medan pertempuran dan memfitnah perempuan-perempuan yang baik iaitu yang boleh dikahwini serta menjaga maruah dirinya, juga perempuan yang tidak memikirkan untuk melakukan perbuatan jahat serta perempuan yang beriman dengan Allah dan RasulNya dengan fitnah melakukan perbuatan zina

56   Diriwayatkan daripada Abdullah bin Amru bin al-As r.a katanya:

Rasulullah s.a.w bersabda: Di antara dosa-dosa besar ialah seorang lelaki mencerca kedua orang tuanya. Para Sahabat bertanya: Wahai Rasulullah! Adakah akan berlaku seorang lelaki memaki-hamun kedua orang tuanya? Rasulullah menjawab dengan bersabda: Ya. Seorang lelaki yang memaki hamun bapa seorang lelaki lain, nescaya lelaki itu memaki kembali bapanya, begitu juga sekiranya seorang lelaki memaki hamun ibu seorang lelaki lain, nescaya lelaki itu juga akan memaki hamun ibunya


Mati Dalam Keadaan Syirik Kepada Allah


Dalil Untuk Memastikan Islam Seseorang Disaat Hampir Mati.
Tidak Disyariatkan Berulangkali Mengajar Supaya Mengucapkan Dua Kalimah Syahadat Ketika Dalam Keadaan Tenat.
Membatalkan Kata-kata Dibolehkan Hanya Beristighfar Bagi Orang-orang Syirik Kepada Allah.
Dalil Bahawa Orang Yang Mati  Dalam Keadaan Syirik Kepada Allah Merupakan Penghuni Neraka.


16  Diriwayatkan daripada al-Musayyab bin Hazn r.a katanya:

Rasulullah s.a.w menziarahi Abu Talib di saat-saat beliau tenat menghadapi sakaratul maut. Baginda dapati Abu Jahal dan Abdullah bin Abu Umaiyyah bin al-Mughirah turut berada di sana. Rasulullah s.a.w bersabda: Pak cik! Ucaplah Dua Kalimah Syahadat, aku akan menjadi saksi kamu di hadapan Allah s.w.t. Lalu Abu Jahal dan Abdullah bin Abu Umayyah mencelah: Wahai Abu Talib Sanggupkah kamu meninggalkan agama Abdul Mutalib? Rasulullah s.a.w tidak berputus asa malah tetap mengajarnya mengucap Dua Kalimah Syahadat serta berkali-kali mengulanginya. Sehinggalah Abu Talib menjawab sebagai ucapan terakhir kepada mereka bahawa dia tetap bersama dengan agama Abdul Mutalib malah enggan mengucapkan Kalimah Syahadat. Rasulullah s.a.w bersabda: Demi Allah, aku akan pohonkan keampunan dari Allah untukmu sehinggalah Allah menurunkan ayat

Yang bermaksud: Tidak dibenarkan bagi Nabi dan orang-orang yang beriman meminta ampun bagi orang-orang yang syirik sekalipun orang itu kaum kerabat sendiri. (At Taubah 113)

Telah nyata bagi mereka bahawa orang-orang syirik itu adalah ahli Neraka. Firman Allah bersempena dengan peristiwa Abu Talib

Yang bermaksud: Sesungguhnya engkau wahai Muhammad tidak berkuasa memberi hidayat iaitu petunjuk kepada sesiapa yang engkau kasihi supaya dia menerima Islam tetapi Allah jualah yang berkuasa memberi petunjuk kepada sesiapa yang dikehendakinya iaitu menurut undang-undang peraturannya dan Dia jualah yang lebih mengetahui siapakah orang-orang yang ada persediaan untuk mendapat petunjuk memeluk Islam  (Al Qashash 56)

Selasa, 18 Maret 2014

Jangan Bersedih, Inilah Kiat-Kiat untuk Bahagia

 

Jangan Bersedih, Inilah Kiat-Kiat untuk Bahagia

 

 

Sadarilah bahwa jika Anda tidak hidup hanya dalam batasan hari ini saja, maka akan terpecahlah pikiran Anda, akan kacau semua urusan, dan akan semakin menggunung kesedihan dan kegundahan diri Anda. Inilah makna sabda Rasulullah: "Jika pagi tiba, janganlah menunggu sore; dan jika sore tiba, janganlah menunggu hingga waktu pagi."

 

Lupakan masa lalu dan semua yang pernah terjadi, karena perhatian yang terpaku pada yang telah lewat dan selesai merupakan kebodohan dan kegilaan.

 

Jangan menyibukkan diri dengan masa depan, sebab ia masih berada di alam gaib. Jangan pikirkan hingga ia datang dengan sendirinya.

 

Jangan mudah terguncang oleh kritikan. Jadilah orang yang teguh pendirian, dan sadarilah bahwa kritikan itu akan mengangkat harga diri Anda setara dengan kritikan tersebut.

 

Beriman kepada Allah, dan beramal salih adalah kehidupan yang baik dan bahagia.

 

Barangsiapa menginginkan ketenangan, keteduhan, dan kesenangan, maka dia harus berdzikir kepada Allah.

 

Hamba harus menyadari bahwa segala sesuatu berdasarkan ketentuan qadha' dan qadar.

 

Jangan menunggu terima kasih dari orang lain.

 

Persiapkan diri Anda untuk menerima kemungkinan terburuk.

 

Kemungkinan yang terjadi itu ada baiknya untuk diri Anda.

 

Semua qadha' bagi seorang muslim baik adanya.

 

Berpikirlah tentang nikmat, lalu bersyukurlah.

 

Anda dengan semua yang ada pada diri Anda sudah lebih banyak daripada yang dimiliki orang lain.

 

Yakinlah, dari waktu ke waktu selalu saja ada jalan keluar.

 

Yakinlah, dengan musibah hati akan tergerak untuk berdoa.

 

Musibah itu akan menajamkan nurani dan menguatkan hati.

 

Sesungguhnya setelah kesulitan itu akan ada kemudahan.

 

Jangan pernah hancur hanya karena perkara-perkara yang sepele.

 

Sesungguhnya Rabb itu Maha Luas ampunan-Nya.

 

 

Pendidikan Agama Islam

Yang Lalu Biar Berlalu

 

Yang Lalu Biar Berlalu

 

Mengingat dan mengenang masa lalu, kemudian bersedih atas nestapa dan kegagalan didalamnya merupakan tindakan bodoh dan gila. Itu, sama artinya dengan membunuh semangat, memupuskan tekad dan mengubur masa depan yang belum terjadi.

 

Bagi orang yang berpikir, berkas-berkas masa lalu akan dilipat dan tak pernah dilihat kembali. Cukup ditutup rapat-rapat, lalu disimpan dalam 'ruang' penglupaan, diikat dengan tali yang kuat dalam 'penjara' pengacuhan selamanya. Atau, diletakkan di dalam ruang gelap yang tak tertembus cahaya. Yang demikian, karena masa lalu telah berlalu dan habis. Kesedihan tak akan mampu mengembalikannya lagi, keresahan tak akan sanggup memperbaikinya kembali, kegundahan tidak akan mampu merubahnya menjadi terang, dan kegalauan tidak akan dapat menghidupkannya kembali, karena ia memang sudah tidak ada.

 

Jangan pernah hidup dalam mimpi buruk masa lalu, atau di bawah payung gelap masa silam. Selamatkan diri Anda dari bayangan masa lalu! Apakah Anda ingin mengembalikan air sungai ke hulu, matahari ke tempatnya terbit, seorok bayi ke perut ibunya, air susu ke payudara sang ibu, dan air mata ke dalam kelopak mata? Ingatlah, keterikatan Anda dengan masa lalu, keresahan Anda atas apa yang telah terjadi padanya, keterbakaran emosi jiwa Anda oleh api panasnya, dan kedekatan jiwa Anda pada pintunya, adalah kondisi yang sangat naif, ironis, memprihatinkan, dan sekaligus menakutkan.

 

Membaca kembali lembaran masa lalu hanya akan memupuskan masa depan, mengendurkan semangat, dan menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga. Dalam al-Qur'an, setiap kali usai menerangkan kondisi suatu kaum dan apa saja yang telah mereka lakukan, Allah selalu mengatakan, "Itu adalah umat yang lalu." Begitulah, ketika suatu perkara habis, maka selesai pula urusannya. Dan tak ada gunanya mengurai kembali bangkai zaman dan memutar kembali roda sejarah.

 

Orang yang berusaha kembali ke masa lalu, adalah tak ubahnya orang yang menumbuk tepung, atau orang yang menggergaji serbuk kayu.

 

Syahdan, nenek moyang kita dahulu selalu mengingatkan orang yang meratapi masa lalunya demikian: "Janganlah engkau mengeluarkan mayat-mayat itu dari kuburnya." Dan konon, kata orang yang mengerti bahasa binatang, sekawanan binatang sering bertanya kepada seekor keledai begini, "Mengapa engkau tidak menarik gerobak?"

 

"Aku benci khayalan," jawab keledai. Adalah bencana besar, manakala kita rela mengabaikan masa depan dan justru hanya disibukkan oleh masa lalu. Itu, sama halnya dengan kita mengabaikan istana-istana yang indah dengan sibuk meratapi puingpuing yang telah lapuk. Padahal, betapapun seluruh manusia dan jin bersatu untuk mengembalikan semua hal yang telah berlalu, niscaya mereka tidak akan pernah mampu. Sebab, yang demikian itu sudah mustahil pada asalnya.

 

Orang yang berpikiran jernih tidak akan pernah melibat dan sedikitpun menoleh ke belakang. Pasalnya, angin akan selalu berhembus ke depan, air akan mengalir ke depan, setiap kafilah akan berjalan ke depan, dan segala sesuatu bergerak maju ke depan. Maka itu, janganlah pernah melawan sunah kehidupan!

 

 

Istilah terkait "yang lalu" : bulan lalu, kenangan yang lalu, lalu lintas, masa lalu, masa lalu lirik, flanella, kecelakaan lalu lintas, biar rindu berlalu

 

 

Pendidikan Agama Islam

Pikirkan dan Syukurilah

 

Pikirkan dan Syukurilah!

 

Artinya, ingatlah setiap nikmat yang Allah anugerahkan kepada Anda. Karena Dia telah melipatkan nikmat-Nya dari ujung rambut hingga ke bawah kedua telapak kaki.

 

{Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya.}  (QS. Ibrahim: 34)

 

Kesehatan badan, keamanan negara, sandang pangan, udara dan air, semuanya tersedia dalam hidup kita. Namun begitulah, Anda memiliki dunia, tetapi tidak pernah menyadarinya. Anda menguasai kehidupan, tetapi tak pernah mengetahuinya.

 

{Dan, Dia menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu lahir dan batin.} (QS. Luqman: 20)

 

Anda memiliki dua mata, satu lidah, dua bibir, dua tangan dan dua kaki.

 

{Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?} (QS. Ar-Rahman: 13)

 

Apakah Anda mengira bahwa, berjalan dengan kedua kaki itu sesuatu yang sepele, sedang kaki acapkali menjadi bengkak bila digunakan jalan terus menerus tiada henti? Apakah Anda mengira bahwa berdiri tegak di atas kedua betis itu sesuatu yang mudah, sedang keduanya bisa saja tidak kuat dan suatu ketika patah?

 

Maka sadarilah, betapa hinanya diri kita manakala tertidur lelap, ketika sanak saudara di sekitar Anda masih banyak yang tidak bisa tidur karena sakit yang mengganggunya? Pernahkah Anda merasa nista manakala dapat menyantap makanan lezat dan minuman dingin saat masih banyak orang di sekitar Anda yang tidak bisa makan dan minum karena sakit?

 

Coba pikirkan, betapa besarnya fungsi pendengaran, yang dengannya Allah menjauhkan Anda dari ketulian. Coba renungkan dan raba kembali mata Anda yang tidak buta. Ingatlah dengan kulit Anda yang terbebas dari penyakit lepra dan supak. Dan renungkan betapa dahsyatnya fungsi otak Anda yang selalu sehat dan terhindar dari kegilaan yang menghinakan.

 

Adakah Anda ingin menukar mata Anda dengan emas sebesar gunung Uhud, atau menjual pendengaran Anda seharga perak satu bukit? Apakah Anda mau membeli istana-istana yang menjulang tinggi dengan lidah Anda, hingga Anda bisu? Maukah Anda menukar kedua tangan Anda dengan untaian mutiara, sementara tangan Anda buntung?

 

Begitulah, sebenarnya Anda berada dalam kenikmatan tiada tara dan kesempumaan tubuh, tetapi Anda tidak menyadarinya. Anda tetap merasa resah, suntuk, sedih, dan gelisash, meskipun Anda masih mempunyai nasi hangat untuk disantap, air segar untuk diteguk, waktu yang tenang untuk tidur pulas, dan kesehatan untuk terus berbuat.

 

Anda acapkali memikirkan sesuatu yang tidak ada, sehingga Anda pun lupa mensyukuri yang sudah ada. Jiwa Anda mudah terguncang hanya karena kerugian materi yang mendera. Padahal, sesungguhnya Anda masih memegang kunci kebahagiaan, memiliki jembatan pengantar kebahagian, karunia, kenikmatan, dan lain sebagainya. Maka pikirkan semua itu, dan kemudian syukurilah!

 

{Dan, pada dirimu sendiri. Maka, apakah kamu tidak memperhatikan.}  (QS. Adz-Dzariyat: 21)

 

Pikirkan dan renungkan apa yang ada pada diri, keluarga, rumah, pekerjaan, kesehatan, dan apa saja yang tersedia di sekeliling Anda. Dan janganlah termasuk golongan

 

{Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya.} (QS. An-Nahl: 83)

Jumat, 07 Maret 2014

Ketentuan Perkawinan

Ketentuan Perkawinan

1. Pengertian Nikah

Nikah menurut bahasa berarti menghimpun atau mengumpulkan. Pengertian nikah menurut istilah adalah suatu ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dengan perempuan yang bukan muhrim sebagai suami istri dengan tujuan untuk membina suatu rumah tangga yang bahagia berdasarkan tuntunan Allah Swt.

Pengertian pernikahan menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, perkawinan yaitu ikatan lahir batin antara seorang pria dengan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Ada beberapa ayat Al-Qur’an yang berisi perintah menikah sebagai berikut.

Wa min aayaatihii an khalaqa lakum min anfusikum azwaajal litaskunμ ilaihaa wa ja‘ala bainakum mawaddataw wa rahmah(tan), inna fii dzaalika la’aayaatil liqaumiy yatafakkaruun(a).

Artinya: Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir. (Q.S. ar-Rum [30]: 21)

Hukum menikah adalah sunah muakkad, tetapi bisa berubah sesuai dengan kondisi dan niat seseorang. Jika seseorang menikah dengan diniatkan sebagai usaha untuk menjauhi dari perzinaan, hukumnya sunah. Akan tetapi, jika diniatkan untuk sesuatu yang buruk, hukumnya menjadi makruh, bahkan haram. (Sulaiman Rasyid. 1996. Halaman 382)


2. Rukun Nikah

Rukun nikah merupakan hal-hal yang harus dipenuhi agar pernikahan menjadi sah. Jika hal-hal tersebut tidak terpenuhi berarti pernikahan dianggap belum terjadi.
Rukun nikah sebagai berikut.
    a. Ada mempelai yang akan menikah.
    b. Ada wali yang menikahkan.
    c. Ada ijab dan qabul dari wali dan mempelai laki-laki.
    d. Ada dua saksi pernikahan tersebut.

Dalam pernikahan harus ada kerelaan hati laki-laki dan perempuan yang akan menikah tanpa paksaan. Kerelaan hati merupakan sesuatu yang tidak dapat dilihat atau tersembunyi sehingga perlu diungkapkan dalam bentuk ijab kabul.


3. Syarat Nikah

Selain memiliki rukun, pernikahan juga ada syarat-syarat tertentu sebagai berikut.

    a. Calon Suami Telah Baliq dan Berakal
Calon suami disyaratkan telah balig dan berakal. Calon suami juga disyaratkan tidak memiliki halangan syar’i untuk menikahi wanita tersebut.
 
    b. Calon Istri yang Halal Dinikahi
Calon istri disyaratkan wanita yang halal dinikahi dan bersedia dinikahi.

    c. Lafal Ijab dan Kabul Harus Bersifat Selamanya
Ijab merupakan pernyataan pertama yang dikemukakan oleh salah satu pihak yang mengandung keinginan secara pasti untuk mengikatkan diri. Kabul merupakan pernyataan pihak lain yang menyatakan diri menerima pernyataan ijab tersebut.

Ijab dan kabul dalam nikah harus bersifat selamanya bukan untuk sementara atau dibatasi oleh waktu. Ijab dan kabul yang bersifat sementara atau yang membatasi waktu pernikahan diharamkan dalam Islam.

    d. Dua Orang Saksi
Menurut jumhur ulama akad nikah minimal dihadiri oleh dua orang saksi. Saksi dalam akad nikah harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
        1) Cakap bertindak secara hukum (balig dan berakal).
        2) Minimal dua orang.
        3) Laki-laki.
        4) Merdeka.
        5) Orang yang adil.
        6) Muslim.
        7) Dapat melihat (menurut ulama Mazhab Syafi‘i). (Sulaiman Rasyid. 1996. Halaman 384)

Sumber: Dokumen Penulis
Gambar 5.2. Salah satu syarat pernikahan adalah adanya saksi

    e. Identitas Pelaku Akad Diungkapkan Secara Jelas
Identitas pelaku akad harus jelas sebagaimana diungkapkan oleh Mazhab Syafi‘i dan Hambali. Menurut Mazhab Syafi‘i dan Hambali, seorang wali yang menikahkan anaknya dengan seorang laki-laki tanpa disebutkan identitas atau ciri-cirinya, akad tersebut tidak sah. Akan tetapi, jika disebutkan, nikahnya sah.
 
    f. Wali Harus Memenuhi Syarat
Jumhur ulama berpendapat bahwa akad nikah tidak sah tanpa wali. Wali nikah harus memiliki syarat-syarat tertentu.

Syarat-syarat tersebut antara lain:
        1) laki-laki,
        2) balig dan berakal sehat,
        3) beragama Islam,
        4) merdeka,
        5) memiliki hak perwalian,
        6) tidak ada halangan untuk menjadi wali, dan
        7) adil.


4. Macam-Macam Pernikahan

Pernikahan dalam Islam sah jika dilakukan dengan rukun dan syarat sebagaimana dijelaskan di atas. Ketentuan tentang pernikahan berdasarkan hukum Islam ini menjadi acuan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan sebagai dasar hukum pelaksanaan pernikahan bagi umat Islam. Dalam perkembangannya, masyarakat kita saat ini mengenal beberapa macam pernikahan, misalnya nikah sirri, mut’ah, dan poligami.

    a. Nikah Sirri

Nikah sirri adalah pernikahan yang dilakukan tanpa proses pencatatan oleh pemerintah yang wewenangnya ada pada KUA (Kantor Urusan Agama). Nikah dengan cara ini disebut sirri yang secara bahasa berarti diam-diam. Oleh karena tanpa pencatatan dari pemerintah, nikah sirri cenderung merugikan salah satu pihak, khususnya perempuan jika terjadi masalah dalam pernikahannya.

    b. Nikah Mut’ah

Nikah mut’ah yaitu seseorang menikah dalam batas waktu tertentu dengan memberikan kepada seorang perempuan berupa harta, makanan, atau pakaian. Ketika batas waktu yang disepakati sudah selesai, mereka dengan sendirinya berpisah tanpa harus melalui perceraian. Dengan demikian, tidak berlaku hak waris mewarisi. Pernikahan jenis ini dilarang oleh Rasulullah karena bertentangan dengan nilai keadilan dalam Islam.  

    c. Poligami

Poligami adalah menikahnya seorang laki-laki dengan perempuan dengan jumlah lebih dari satu, maksimal empat. Dalam Islam, seorang laki-laki dibolehkan melakukan poligami (Q.S. an-Nisa -’ [4]: 3), tetapi dengan syarat-syarat tertentu yang tidak mudah, misalnya harus adil, bisa memenuhi kebutuhan istri, dan terhindari dari perselisihan antaristri. Oleh karena itu, bagi yang tidak bisa memenuhi syarat tersebut, dianjurkan untuk monogami (beristri satu).


5. Hikmah Perkawinan

Nikah merupakan pertemuan antara dua cinta, cinta seorang wanita kepada laki-laki dan cinta seorang laki-laki kepada wanita. Mereka memilih hidup bersama dalam ikatan perkawinan yang sah. Pada dasarnya cinta merupakan sesuatu yang suci, tergantung bingkainya. Jika cinta dibingkai dengan bingkai yang halal, cinta akan menjadi halal. Untuk menjadikan cinta sesuatu yang halal, Islam mengajarkan kepada umatnya untuk membingkainya dalam sebuah pernikahan.

Pernikahan merupakan sebuah perjanjian suci yang menjadikan Allah Swt. sebagai pemersatunya. Dengan pernikahan, cinta dan kasih sayang terasa lebih nikmat dan menyenangkan. Menikah dalam Islam bukan hanya didasari oleh ketertarikan secara fisik. Ketertarikan secara fisik hanya permulaan ketika seseorang memutuskan untuk membina sebuah keluarga. Puncak dari keindahan pernikahan adalah munculnya keindahan kepribadian dan akhlak yang mulia pada diri suami atau istri.

Gambar 5.3. Dengan pernikahan, jalinan kasih antara lain jenis menjadi halal.

Pernikahan merupakan salah satu perintah agama yang memiliki banyak hikmah. Diantara hikmah pernikahan meliputi hal-hal sebagai berikut.
    1. Memenuhi kebutuhan biologis manusia dengan cara yang suci dan halal.
    2. Memelihara kesucian dan kehormatan dari perbuatan zina.
    3. Membentuk rumah tangga islami yang sejahtera lahir dan batin.
    4. Mendidik anak-anak menjadi mulia dan memelihara nasab.
    5. Mengikuti sunah rasul dan untuk meningkatkan ibadah kepada Allah Swt.
    6. Memupuk rasa tanggung jawab dalam rangka memelihara dan mendidik anak.
    7. Membagi tanggung jawab antara suami dengan istri yang selama ini masih dipikul sendiri-sendiri.
    8. Menyatukan keluarga kedua belah pihak.

Facebook Comments